SD YWKA Hadirkan Pusat Informasi dan Konseling Remaja, Pionir di Jawa Barat
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, meresmikan berdirinya Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja “Berani” di SD Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA), Jalan Rajawali Kota Bandung, Jumat, 23 Mei 2025.
PIK Remaja ini menjadi yang pertama di Jawa Barat yang secara khusus menyasar segmen usia remaja awal (10–14 tahun), sebuah langkah inovatif dalam upaya membentuk generasi muda yang sehat, cerdas, dan bertanggung jawab sejak dini.
Peresmian PIK Remaja “Berani” dirangkaikan dengan kegiatan GenReAction#15 yang mengusung tema “Remaja Berani Bisa Berkontribusi”.
Wakil Wali Kota Erwin menyampaikan, pembentukan PIK Remaja usia dini sangat penting sebagai langkah pencegahan terhadap risiko sosial dan kesehatan remaja, sekaligus sebagai bentuk nyata keterlibatan generasi muda dalam pembangunan manusia.
“Remaja bukan sekadar objek pembangunan, tapi harus jadi agen perubahan. Maka kita mulai dari usia yang paling dini. Di sinilah anak-anak belajar membuat keputusan, menjaga diri, dan berkontribusi,” ujar Erwin.
Erwin mengungkapkan, ada tiga hal penting untuk membekali para remaja terhndari dari risiko sosial. Ketiganya yaitu intelektual, emosional, dan spiritual. Menurutnya, kecerdasan saja tidak cukup tanpa akhlak yang baik.
Ia juga mengingatkan pentingnya memperkuat karakter sejak usia dini, agar generasi muda siap menyongsong bonus demografi dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.
“Buat apa anak kita pintar dan cakep, kalau tidak punya spirit akhlakul karimah. Maka mari kita jadikan PIK Remaja ini sebagai titik balik gerakan pembinaan remaja sehat lahir dan batin,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala SD YWKA Dedi Maman mengungkapkan, sekolahnya sudah lama berkomitmen sebagai sekolah ramah anak dan kini menjadi pelopor PIK Remaja untuk jenjang sekolah dasar.
Ia berharap, PIK “Berani” dapat menjadi wahana edukatif yang menyenangkan sekaligus tempat konseling yang aman bagi siswa.
“Ini adalah PIK Remaja pertama di Jawa Barat untuk tingkat SD. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi sekolah lain, sekaligus tempat bagi anak-anak untuk belajar, bertanya, dan berbagi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari menyampaikan, bahwa pembentukan PIK Remaja usia 10–14 tahun adalah bentuk adaptasi terhadap perubahan zaman.
Ia mengungkapkan, fakta menunjukkan bahwa banyak anak mengalami pubertas lebih dini, sehingga edukasi kesehatan reproduksi dan pembinaan karakter perlu dimulai sejak SD.
“Saya mengalami menstruasi di usia SMP, tapi sekarang anak-anak SD pun sudah mulai puber. Maka kita tidak bisa menunggu. Edukasi harus hadir lebih awal, dengan pendekatan yang ramah dan sesuai usia,” terang Kenny.
Ia menambahkan, Kota Bandung menjadi pionir dalam inovasi PIK Remaja usia awal di tingkat Jawa Barat, dan berharap inisiatif ini dapat direplikasi di sekolah-sekolah dasar lain di seluruh Indonesia.
Dengan peresmian ini, Pemerintah Kota Bandung menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan yang komprehensif, membina karakter remaja secara utuh, dan menciptakan ruang aman untuk tumbuh kembang generasi penerus bangsa.(dskoinf.bdg)
Tidak ada komentar