Generasi Muda Asia-Afrika Menggema di Kota Bandung, Erwin: Mahasiswa Internasional Adalah Duta Perdamaian
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyebut generasi muda dari berbagai negara sebagai aktor utama diplomasi masa depan. Hal ini disampaikannya saat membuka International Student Gathering 2025 di Hotel Savoy Homann, Kamis 19 Juni 2025.
Kegiatan ini diikuti 107 mahasiswa dari 28 negara Asia dan Afrika yang sedang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat.
Ia menegaskan, peran pemuda dalam hubungan antarbangsa semakin penting di era globalisasi.
“Berbicara mengenai pemuda dan diplomasi di Kota Bandung, seperti membuka kembali lembaran sejarah yang sangat membanggakan,” ujar Erwin.
Ia mengingatkan kembali semangat Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 yang digelar di kota ini. Semangat solidaritas dan perdamaian dari KAA masih hidup hingga kini, dan diwariskan melalui interaksi pemuda dari berbagai bangsa yang berkumpul di Bandung.
Ia menyebut forum seperti ini adalah bentuk nyata diplomasi budaya yang harus terus dikembangkan.
“Saya percaya diplomasi masa depan tidak hanya terjadi di ruang-ruang perundingan formal, tetapi juga dalam pertukaran budaya, dialog antar pemuda, dan kerja sama akademik lintas negara,” lanjutnya.
Ia mengajak para peserta untuk menjadi duta budaya yang memperkenalkan nilai-nilai bangsanya sekaligus mempelajari budaya lokal Indonesia. Saling mengenal budaya satu sama lain merupakan fondasi kuat bagi perdamaian dunia.
“Kalian adalah para duta perdamaian. Kalian belajar tentang akademis sekaligus menyerap nilai-nilai budaya lokal. Inilah esensi dari diplomasi budaya yang sesungguhnya,” ucap Erwin.
Erwin juga menyampaikan apresiasi kepada Universitas Telkom sebagai penyelenggara kegiatan dan mitra pendidikan yang mendukung diplomasi antarmahasiswa internasional.
Ia berharap pertemuan ini tidak sekadar seremonial, melainkan menjadi awal dari kolaborasi jangka panjang yang dapat melahirkan pemimpin muda berwawasan global.
“Pertemuan ini saya harapkan mempererat hubungan antarbangsa dan mendorong lahirnya pemimpin muda yang memiliki visi global namun tetap berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Telkom, Faisal Budiman, sebagai tuan rumah menyampaikan komitmennya dalam mendukung program pemerintah melalui jalur pendidikan.
Menurutnya, pemahaman lintas budaya merupakan kekuatan besar dalam menciptakan perdamaian dan kemajuan bersama.
“Kami merasa terhormat menjadi bagian dari forum ini. Pertemuan ini mencerminkan visi kami dalam memajukan diplomasi melalui jalur budaya dan pendidikan. Kalian adalah pemimpin masa depan, diplomat, pengusaha, dan penggerak perubahan di negara masing-masing,” kata Faisal.
Acara ini juga menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Direktur Diplomasi Kementerian Luar Negeri RI, Ani Nigeriawati, dan Direktur Kelembagaan Kementerian Ristek Dikti Saintek RI, Muhammad Najib.
Tidak ada komentar