Recent comments

PASANG IKLAN DI SINI      HUBUNGI REDAKSI BANDUNGASIEK.COM

Breaking News

Penutupan AAYF Sangat Meriah: Seni dan Toleransi Berpadu di Bandung Barat Culture Festival 2025

    Rangkaian Asia Afrika Youth Forum (AAYF) 2025 resmi ditutup dengan meriah melalui gelaran Bandung Barat Culture Festival 2025 di Kampung Toleransi, Jalan Kelenteng RW 08, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Minggu 19 Oktober 2025.

Pagelaran ini menghadirkan perpaduan seni, budaya, dan kuliner khas masyarakat Kota Bandung sebagai simbol harmoni dalam keberagaman.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengatakan, Kota Bandung sejak awal berdiri merupakan ruang bertemunya banyak budaya dari berbagai penjuru dunia, sehingga nilai keterbukaan sudah menjadi DNA kota ini.

“Bandung adalah kota di mana berbagai macam budaya berkumpul dan bersatu. Keberagaman harus selalu menjadi karakteristik Kota Bandung,” ujar Farhan.

Ia menerangkan, penutupan post-event AAYF ini menjadi bagian dari perjalanan menuju puncak perayaan Hari Jadi ke-215 Kota Bandung pada 25 Oktober mendatang.

“Kota Bandung sangat sibuk oleh berbagai macam event. Ini rangkaian penutup AAYF, tetapi puncak perayaan keberagaman akan kita rayakan pada 25 Oktober,” ucapnya.

Farhan juga memaparkan visi Kota Bandung 2025–2029 yang berlandaskan nilai UTAMA (Unggul, Terbuka, Amanah, Maju, dan Agamis). Nilai “Terbuka” dan “Inklusif” menjadi fokus yang terus dikedepankan, sejalan dengan semangat solidaritas Asia-Afrika yang dihidupkan kembali melalui AAYF.

“Kita akan fokus pada inklusivitas, terbuka terhadap keberagaman agama, budaya, suku, bahkan kondisi sosial dan disabilitas,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa menjelaskan, festival budaya ini merupakan puncak rangkaian kegiatan pasca AAYF yang sebelumnya telah digelar di empat wilayah kota.

Festival menampilkan atraksi seperti Barongsai, Barong Ulin, hingga kolaborasi musik tradisional Sunda.

“Ini luar biasa. Barongsai, Barong Ulin, sampai musik Sunda tampil dalam satu panggung. Bahkan kulinernya habis sebelum acara dimulai,” kata Adi.

Adi mengatakan, kegiatan ini bertujuan memperluas ruang ekspresi pelaku seni, mempererat sinergi antarkomunitas, serta memperkuat citra Bandung sebagai kota kreatif berbasis harmoni budaya.

“Festival ini menjadi ruang ekspresi pelaku seni, mempererat sinergi antarkomunitas, serta menegaskan Bandung sebagai kota yang beragam, harmonis, dan berkarakter budaya kuat,” tuturnya.

Ia menambahkan, Disbudpar akan mengusulkan festival tersebut sebagai agenda tahunan dan masuk dalam kalender pariwisata resmi Kota Bandung.

“Kami akan laporkan ke Kementerian agar dapat masuk kalender pariwisata nasional. Semoga tahun depan lebih besar dan lebih hebat lagi,” ujar Adi.(dskoinf.bdg)

Tidak ada komentar