Recent comments

PASANG IKLAN DI SINI      HUBUNGI REDAKSI BANDUNGASIEK.COM

Breaking News

Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung, Yoel Yosaphat Minta Pemkot Fokus Perbaikan Kirmir dan Jalan Bergelombang

    Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung Yoel Yosaphat, S.T., menjadi narasumber talk show Radio Sonata terkait pemeliharaan jalan dan kirmir di Kota Bandung, Bandung, 17 Juni 2025.

Dalam program bincang-bincang ini Yoel ditemani Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung Didi Ruswandi. Yoel mengatakan, apresiasi patut dilayangkan bagi DSDABM Kota Bandung karena laporan jalan berlubang cepat ditindaklanjuti.

Namun, keluhan masyarakat beralih pada jalan-jalan di Kota Bandung yang tidak rata di banyak titik.

“Masih ada komplain-komplain dari masyarakat. Kalau tahun lalu banyak ramai jalan berlubang akibat galian kabel. Sudah ditambal. Sekarang ada jalan bergelombang akibat tambalan-tambalan. Siga naek kuda. Garinjul,” tuturnya.

Yoel juga meminta Dinas Perhubungan Kota Bandung untuk merespons cepat penggantian lampu penerangan jalan umum (PJU) yang sudah mati. Sebab, kondisi jalan yang bergelombang disertai jalanan yang gelap akan menimbulkan bahaya bagi para pengendara saat melintas di malam hari.

“Kalau malam-malam cahaya kurang, kecepatan lumayan, tiba-tiba garinjul bisa bahaya. Nah, hal-hal ini yang harus diperhatikan oleh Pemkot,” ujarnya.

Dari hasil pengawasan, ia melihat kualitas jalan di Kota Bandung memang beragam. Ada jalan hasil perbaikan lama tetapi tetap terjaga dengan baik. Namun ada pula yang belum lama diperbaiki tetapi sudah rusak.

Yoel menuturkan, DPRD Kota Bandung akan terus berkoordinasi dengan DSDABM untuk menghitung kebutuhan anggaran bagi pemeliharaan jalan dan kirmir. “Mau bolong atau garinjul harus diperbaiki. Termasuk untuk jalan tidak rata dan bergelombang,” katanya.

Kepala DSDABM Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, keluhan dari masyarakat itu sudah mereka terima. Namun, anggaran infrastruktur jalan masih terbatas. DSDABM Kota Bandung juga harus terus berkoordinasi berjenjang bila status jalan berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat atau pemerintah pusat. Terkadang Pemerintah Kota Bandung meminta izin kepada otorita jalan terkait untuk menambal jalan berlubang yang berada di luar kewenangan Pemkot Bandung. Belum lagi penyebab kerusakan jalan juga beragam.

“Ada misalkan kalau di bawah pohon yang terlau lembab menyebabkan kerusakan jalan. Sudah jadi lumrah hujan menyebabkan material rusak. Pengaduan jalan berlubang memang menurun banyak. Tetapi kini muncul pengaduan jalan ampul-ampulan. Jadi yang dibutuhkan overlay (pelapisan ulang). Umur teknisnya juga sudah habis dan sudah seharusnya overlay,” ujarnya.

Kirmir

Didi Ruswandi mengatakan, DSDABM Kota Bandung terus meminta tambahan anggaran untuk perbaikan kirmir. Anggaran untuk perbaikan kirmir ini yang menyedot alokasi untuk pemeliharaan jalan. “Dari Desember itu sudah ada 96 titik, ditambah 39 titik baru. April-Mei ada 37 titik longsor kirmir tambahan. Terpaksa pemeliharaan jalan dikurangi, kirmir didahulukan. Kirmir tidak bisa ditunda karena kuatir banjir besar membuat dampak lebih besar,” ujar Didi.

Untuk kirmir, Yoel mengakui bahwa anggaran yang tersedia masih kurang memadai sehingga untuk pemeliharaan tergolong kurang. Dari beberapa kejadian berulang kirmir sungai roboh dan jebol karena hujan.

“Sudah di atasnya, di kirmirnya, itu ada bangunan dan rumah tinggal. Itu PR juga jadinya, bisa jadi bahaya untuk orang tinggal di situ. Masyarakat penghuni bantaran sungai terutama yang membangun rumahnya di tembok kirmir diharapkan bisa pindah. Apalagi bagi masyarakat yang tidak memiliki surat kepemilikan sah di bantaran sungai. Mudah-mudahan Pemkot Bandung bersama-sama dewan berkolaborasi untuk perang melawan kerusakan jalan dan kirmir,” tutur Yoel.(h.dprd)

Tidak ada komentar